Airlangga, Sektor Pertanian Jadi Bantalan Ekonomi Selama Pandemi


SariAgri -
Pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2021 menunjukkan tren perbaikan dengan mengecilnya kontraksi menjadi 0,74% (yoy) dan diproyeksikan tumbuh di angka 4,5%-5,3% tahun 2021. Memasuki pertengahan 2021, optimisme pemulihan aktivitas ekonomi terus tumbuh seiring dengan penurunan kasus Covid-19 dan akselerasi pelaksanaan vaksinasi.

Kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand berasal dari konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan share 88,91%. Sedangkan dari sisi supply, 64,56% berasal dari sektor industri, pertanian, perdagangan, konstruksi dan pertambangan.

Pertanian merupakan sektor resilien yang selalu tumbuh positif dan menjadi bantalan ekonomi selama pandemi COVID-19. Laju pertumbuhan sektor pertanian tahun 2020 sebesar 1,75% dan kuartal pertama 2021 tetap tumbuh sebesar 2,95% (yoy),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Food Summit 2021 di Jakarta, Selasa (25/5/2020).

Ekspor sektor pertanian periode Januari-April 2021 sebesar 1,38 miliar dolar AS, naik 15,96% dibanding  periode yang sama di tahun 2020. Kinerja ekspor pertanian memberikan kontribusi 2,05% terhadap ekspor Indonesia dimana ekspor industri pengolahan tetap memberikan kontribusi tertinggi, yaitu 79,94%.

Dari sisi kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) terus mengalami tren perbaikan dibanding saat awal pandemi. NTP pernah di angka 99,47 pada Mei 2020 akibat penurunan demand Horeka (Hotel, Restoran, dan Katering) namun terus membaik menjadi 102,93 pada April 2021 seiring dengan peningkatan aktivitas. Sedangkan dari sisi penyediaan pangan di tingkat konsumen, inflasi bahan makanan tetap terjaga di angka 3,48% pada tahun 2020, lalu pada Januari-April 2021 sebesar 1,8%, lebih rendah dari tahun 2020.

Terjaganya NTP di tingkat petani dan inflasi pangan di tingkat konsumen merupakan indikator positif atas implementasi kebijakan pangan dan pertanian dalam kerangka pemulihan ekonomi nasional.

Strategi utama pemerintah dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi adalah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Alokasi anggaran program PEN Tahun 2021 sebesar Rp699,43 triliun. Hingga 21 Mei 2021 telah terealisasi 26,3% dari Pagu atau sekitar Rp183,98 triliun.

Program PEN terkait pangan dan pertanian, antara lain Program Perlindungan Sosial berupa kartu sembako untuk 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan Program Prioritas berupa Program Padat Karya Pertanian, Kelautan dan Perikanan, serta Keberlanjutan Pembangunan Food Estate di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.

Program lain di sektor pangan dan pertanian juga terus dijalankan untuk penguatan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani, antara lain stabilisasi harga dan pasokan pangan serta pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor dengan model kemitraan CSV (Creating Shared Value).

Selanjutnya Kemitraan Closed Loop pada komoditas hortikultura, pengembangan peternakan terintegrasi, penumbuhan dan pengembangan korporasi petani dan nelayan, serta penyaluran pupuk bersubsidi.

Video terkait:




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama