Sariagri - Pare memiliki ciri khas pada rasanya yaitu pahit. Sayuran berwarna hijau ini biasanya disajikan bersama siomay.
Tanaman satu ini merupakan suku Cucurbitaceae atau labu-labuan. Meski demikian, pare memiliki bentuk bulat memanjang dengan permukaan bergerigi dan berwarna hijau.
Dilansir pertanian.go.id, tanaman pare mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin C, natrium, kalsium, dan zat besi. Fungsinya untuk tubuh sebagai obat pencernaan, obat cacing, diabetes, menyembuhkan penyakit demam dan malaria serta antibiotik.
Tidak hanya itu, daun pare juga memiliki fungsi sebagai obat. Salah satunya adalah menurunkan demam pada balita dengan cara dibalutkan dengan bantuan air.
Pare yang kaya manfaat tentu menggiurkan untuk dibudidayakan. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu sekitar 0–1400 meter diatas permukaan laut. Selain itu, pH yang diperlukan tanaman pare untuk tumbuh adalah sekitar 4–7 pH. Pare tidak begitu banyak membutuhkan sinar matahari.
Awal mula menanam tentu membutuhkan benih. Warna benih yang baik yaitu putih, berbentuk besar dan seragam. TIdak mengandung cacat dan penyakit serta tidak rusak dan bolong-bolong.
Dalam melakukan budidaya pare terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu perhatikan ukuran lahan yang akan dibudidayakan. Sebelum menanam, olah lahan lalu gemburkan tanah dengan cangkul, tentukan jarak tanam serta gunakan pupuk kandang dan furadan pada setiap lubang tanam.
Setelah itu buatlah naungan penyemaian dan siapkan polybag atau tray. Penggunaan pupuk kandang dan tanah adalah 1:1. Masukkan ke dalam polybag lalu simpan di dalam naungan. Kemudian masukkan biji atau benih pare tersebut ke dalam polybag.
Kemudian, masukkan benih tanaman ke kubang tanam lalu tutup tipis-tipis dengan tanah sekitar satu hingga dua sentimeter.
Lakukan pemeliharaan tanaman seperti penyiraman, memupuk, menyiang, menyemprot hama dan penyakit, membuat para-para, memangkas, mendangir atau membumbun, membuat saluran pengairan dan membungkus buah pare.
Pemangkasan Pare dilakukan sebanyak dua kali. Hal ini bertujuan supaya tanaman pare dapat memproduksi pare lebih banyak. Cara pemangkasan tanaman pare ini dapat dilakukan dengan cara memangkas pada bagian cabang dari tanaman pare itu sendiri.
Tentu saja kewaspadaan terhadap penyakit perlu diperhatikan. Hama dan penyakit yang sering menyerang pare adalah lembing atau oteng-oteng, lalat buah, dan penyakit embun bulu. Cara mengatasinya adalah dengan pestisida yang cukup.
Video Terkait:
http://dlvr.it/SFc9C9
http://dlvr.it/SFc9C9